Motivasi merupakan salah
alat atasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan
yang diharapkan.. Pengetahuan tentang pola motivasi membantu para manajer
memahami sikap kerja stafnya masing-masing. Manajer
dapat memotivasi staf berbeda-beda sesuai dengan pola motif masing-masing yang
paling menonjol. Staf perlu dimotivasi karena ada staf yang baru mau bekerja
setelah dimotivasi atasannya. Motivasi
yang timbul dari luar disebut motivasi ekstrinsik. Di pihak lain, ada pula staf
yang bekerja atas motivasi dari dirinya sendiri. Motivasi yang timbul dari
dalam diri sendiri disebut motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik biasanya
lebih bertahan lama dan efektif dibandingkan motivasi ekstrinsik. Jika
seseorang berhasil mencapai motivasinya, maka yang bersangkutan cenderung untuk
terus termotivasi. Sebaliknya, jika seseorang sering gagal mewujudkan
motivasinya, maka yang bersangkutan mungkin tetap ulet terus berusaha dan
berdoa sampai motivasinya tercapai atau justru menjadi putus asa (frustrasi).
Modul ini berisikan
definisi dan pengertian motivasi dan
beda motivasi dengan motif, manfaat teori motivasi, teori motivasi
konten dari Maslow, Murray, Alderfer, Herzberg, McGregor, Lewin & Vroom,
McClelland; serta teori motivasi proses dari teori harapan Porter-Lawler, teori
perilaku Skiner, teori Porter-Lawler, teori keadilan, dan teori White.
Akhirnya, modul ini ditutup dengan
teknik-teknik memotivasi.
Motivasi ialah keinginan
untuk berbuat sesuatu. Motif adalah kebutuhan (need), keinginan (wish),
dorongan (desire) atau impuls. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada
seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau
sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku. Motivasi kerja dapat diartikan sebagai
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan
yang melatarbelakangi seseorang sehingga ia terdorong untuk bekerja.
Motivasi seseorang
ditentukan oleh intensitas motifnya. Pertanyaan yang penting bagi keterampilan
manajerial ialah, “Bagaimana menimbulkan motivasi kerja staf TAS?”
Motivasi merupakan proses
psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal
dari dalam diri maupun luar diri seseorang. Memotivasi diri apalagi memotivasi
orang lain atau bawahan bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi terhadap orang
yang sudah berusia di atas 40 tahun, atau pegawai yang sudah cukup lama
menggeluti pekerjaan yang sama, sementara kenaikan pangkat dan jabatan sudah
kecil kemungkinannya. Rutinitas pekerjaan sering dialami sebagai kejenuhan yang
mendalam yang dapat menurunkan motivasi berprestasi yang diperparah pula oleh
kondisi kerja yang tidak mendukung. Dalam memotivasi bawahannya, manajer atau
leader berhadapan dengan dua hal yang mempengaruhi orang dalam pekerjaan yaitu
kemauan dan kemampuan. Kemauan dapat diatasi dengan pemberian motivasi,
sedangkan kemampuan dapat diatasi dengan mengadakan diklat. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa
kinerja manusia yang tampak dipengaruhi oleh fungsi motivasi dan
kemampuannya.
Motif cenderung menurun
kekuatannya apabila sudah terpenuhi atau terhambat pemenuhannya. Pemuasan
terhadap suatu kebutuhan mungkin terhambat dan orang itu kemudian putus asa (frustasi). Tetapi ada
pula yang ulet untuk mengatasi hambatan itu dan akhirnya
berhasil.
Motivasi sangat penting
bagi KEPALA SEKOLAH dalam meningkatkan kinerja (performance) stafnya
karena kinerja tergantung dari motivasi, kemampuan, dan lingkungannya.
Rumusnya adalah: Kinerja (K) =
fungsi dari motivasi (m), kemampuan (k) , dan lingkungan (l) atau K =
fm,k,l. , Kemampuan = aptitude x diklat x
sumber daya.
Motivasi =
kemauan x komitmen (Hunsaker,
2001)
Macam-macam Teori Motivasi
Teori Maslow
Maslow membagi
kebutuhan manusia atas lima hirarki yaitu:
1. Prestasi ; Kepala Sekolahalisasi, Pekerjaan
yang menantang diri
2. Status : Kebutuhan Jabatan ,penghargaan
3. Kebutuhan Persahabatan memiliki Teman di kelompok, Kestabilan
4. Kebutuhan keselamatan : Tunjangan
pensiun (rasa aman) Perlindungan
5. Kebutuhan fisiologikal : Gaji
pokok
Teori Murray
Sementara itu, teori
kebutuhan menurut Murray (1938) berasumsi bahwa manusia mempunyai sejumlah
kebuthhan yang memotivasinya untuk berbuat.
Kebutuhan-kebutuhan manusia itu menurut Murray adalah:
(1) pencapaian hasil kerja,
(2) afiliasi,
(3) agresi,
(4) otonomi,
(5) pamer,
(6) kata hati,
(7) memelihaara hubungan baik,
(8) memerintah (berkuasa),
(9) kekuatan, dan
(10) pengertian. Kebutuhan yang disampaikan Murray tersebut bersifat kategorisasi saja, Sebenarnya kebutuhan manusia itu sangat banyak, kompleks, dan tidak terbatas.
Kebutuhan-kebutuhan manusia itu menurut Murray adalah:
(1) pencapaian hasil kerja,
(2) afiliasi,
(3) agresi,
(4) otonomi,
(5) pamer,
(6) kata hati,
(7) memelihaara hubungan baik,
(8) memerintah (berkuasa),
(9) kekuatan, dan
(10) pengertian. Kebutuhan yang disampaikan Murray tersebut bersifat kategorisasi saja, Sebenarnya kebutuhan manusia itu sangat banyak, kompleks, dan tidak terbatas.
Teori Alderfer
Motivasi menurut teori
Alderfer (1972) menyebutkan bahwa manusia itu memiliki kebutuhan yang disingkat
ERG (Exixtence, Relatedness, Growth). Manusia menurut Alderfer pada hakekatnya
ingin dihargai dan diakui keberadaannya (eksistensi), ingin diundang, dan
dilibatkan. Di samping itu, manusia sebagai makhluk sosial ingin berhubungan
atau bergaul dengan manusia lainnya (relasi). Manusia juga ingin selalu
meningkat taraf hidupnya menuju kesempurnaan (ingin selalu berkembang).
Teori Dua Faktor dari Herzberg
Tabel .2. Teori Dua
faktor Herzberg
Faktor
Motivasi (Intrinsik)
|
Faktor Kesehatan (Ekstrinsik)
|
1. Prestasi
(achievement)
2. Penghargaan
(recognition)
3. Pekerjaan itu
sendiri
4. Tanggung
jawab
5. Pertumbuhan dan perkembangan
|
1. Supervisi
2. Kondisi kerja
3. Hubungan
interpersonal
4. Bayaran dan
keamanan
5. Kebijakan perusahaan
|
(Herzberg,1968).
Teori X dan Y dari McGregor
Tabel 3. Teori X dan Y
McGregor
Manusia
Tipe X
|
Manusia
Tipe Y
|
1. Malas belajar
dan atau bekerja (pasif))
2. Mau bekerja
kalau diperintah, diancam, atau dipaksa
3. Senang
menghindar tanggung jawab.
4. Tidak
berambisi dan cukup menjadi anak buah saja.
5. Tidak
mempunyai kemampuan untuk mandiri
|
1. Rajin belajar
dan atau bekerja (aktif). Bekerja adalah bermain sehingga menyenangkan.
2. Bekerja atas kesadaran sendiri, kurang senang
diawasi dan kreatif dalam memecahkan masalah.
3. Bertanggung
jawab
4. Berambisi
5. Mampu mengendalikan
dirinya sendiri mencapai tujuan organisasinya (mandiri)
|
(Gregor,1957)
Teori Ekspektasi dari Lewin dan Vroom
Teori ekspektasi (harapan)
dikembangkan oleh Lewin dan diterapkan oleh Vroom secara khusus dalam praktek
memotivasi. Teori ekspektasi ini mempunyai asumsi:
(1) manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkannya dari karyanya; oleh sebab itu, manusia mempunyai urutan kesenangan (preference) di antara sejumlah hasil yang ia harapkan;
(2) suatu usaha untuk menjelaskan motivasi yang terdapat pada seseorang selain harus mempertimbangkan hasil yang dicapai, ia juga mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakan memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkannya.
(1) manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkannya dari karyanya; oleh sebab itu, manusia mempunyai urutan kesenangan (preference) di antara sejumlah hasil yang ia harapkan;
(2) suatu usaha untuk menjelaskan motivasi yang terdapat pada seseorang selain harus mempertimbangkan hasil yang dicapai, ia juga mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakan memberikan sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkannya.
Teori McClelland
McClelland mengetengahkan
teori motivasi yang berhubungan erat dengan
teori belajar. McClelland (1962) berpendapat bahwa banyak kebutuhan yang
diperoleh dari kebudayaan.
Tiga dari kebutuhan McClelland adalah:
(1) kebutuhan akan prestasi (need of achievement) disingkat n Ach,
(2) kebutuhan akan afiliasi (need of affilition) disingkat n Aff, dan
(3) kebutuhan akan kekuasaan (need of power) disingkat n Pow.
Motivasi berprestasi
ialah dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan
dalam upaya mencapai tujuan.
Motivasi afiliasi ialah dorongan untuk berhubungan dengan orang lain atau dorongan untukmemiliki sahabat sebanyak-banyaknya.
Motivasi afiliasi ialah dorongan untuk berhubungan dengan orang lain atau dorongan untukmemiliki sahabat sebanyak-banyaknya.
Motivasi berkuasa ialah
dorongan untuk mempengaruhi orang lain agar tunduk kepada kehendaknya.
Orang yang motif berprestasinya tinggi bercirikan:
(1) Bertanggung jawab atas segala perbuatannya-mengaitkan diri pada karir atau hidup masa depan, tidak menyalahkan orang lain dalam kegagalannya;
(2) Berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya-selalu bersedia mendengarkan pendapat orang lain untuk masukan-masukan dalam memperbaiki dirinya;
(3) Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (menantang dan terwujud)-melebihi orang lain, lebih unggul, ingin menciptakan yang terbaik;
(4) Berusaha melakukan sesuatu secara inovatif dan kreatif (sesuatu yang baru, sesuatu yang tiada duanya)-banyak gagasan, dan mampu mewujudkan gagasannya dengan baik. Ingin bebas berkarya, kurang menyenangi sistem yang membatasi geraknya ke arah yang lebih positif. Kekuatan datang dari tindakan Anda sendiri bukan dari orang lain;
(5) Merasa dikejar-kejar waKepala Sekolah-pandai mengatur waKepala Sekolahnya, yang dapat dikerjakan sekarang jangan ditunda hari esok, dan
(6) bekerja keras dan bangga atas hasil yang telah dicapai.
Orang yang motif bersahabatnya
tinggi bercirikan:
(1) Lebih suka bersama orang lain daripada sendirian;
(2) Sering berkomunikasi dengan orang lain;
(3) Lebih mengutamakan hubungan pribadi daripada tugas kerja;
(4) Selalu bermusyawarah untuk mufakat dengan orang lain;
(5) Lebih efektif bila bekerjasama dengan orang lain
(1) Lebih suka bersama orang lain daripada sendirian;
(2) Sering berkomunikasi dengan orang lain;
(3) Lebih mengutamakan hubungan pribadi daripada tugas kerja;
(4) Selalu bermusyawarah untuk mufakat dengan orang lain;
(5) Lebih efektif bila bekerjasama dengan orang lain
Orang yang motif berkuasanya tinggi bercirikan:
(1) Sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi;
(2) Sangat peka terhadap pengaruh antar pribadi, dan kelompok;
(1) Sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi;
(2) Sangat peka terhadap pengaruh antar pribadi, dan kelompok;
(3)
Mengutamakan prestise;
(4) Mengutakan tugas kerja daripada hubungan pribadi;
(4) Mengutakan tugas kerja daripada hubungan pribadi;
(5)
Suka memerintah dan mengancam dengan sanksi
Teori Perilaku Skiner
Teori pembentukan
perilaku menurut yang dikemukakan Skiner (1974) menyatakan bahwa yang
mempengaruhi dan membentuk perilaku kerja
disebut pembentukkan perilaku.
Contoh: manajer akan merubah perilaku
pegawai dari tidak disiplin menjadi disiplin.
Untuk memotivasi disiplin, manajer memberikan hadiah bagi yang disiplin dan hukuman bagi yang tidak disiplin. Hasil penelitian menemukan disipin pada umumnya lebih efektif diberikan pada pegawai yang mendapat penghargaan dibandingkan dengan yang mendapat hukuman.
Untuk memotivasi disiplin, manajer memberikan hadiah bagi yang disiplin dan hukuman bagi yang tidak disiplin. Hasil penelitian menemukan disipin pada umumnya lebih efektif diberikan pada pegawai yang mendapat penghargaan dibandingkan dengan yang mendapat hukuman.
Teori Keadilan
Teori keadilan menyatakan bahwa faktor keadilan/kewajaran yang mempengaruhi
motivasi kerja staf. Sama jabatan, sama beban kerja, sama
pengalaman kerja, sama prestasi kerja harus sama pula upahnya. Keadilan
dirasakan oleh setiap individu dengan individu lainnya apabila sudah
wajar.
Teori White
Menurut teori White seperti yang dikutip Handoko (2003) menyatakan motf
uang bukanlah jaminan untuk meningkatkan
kinerja manusia. Karena kebutuhan manusia akan uang adakalanya mengalami titik
kejenuhan sehingga uang bukan lagi memotivasi manusia. Di samping itu, manusia
dapat menolak uang karena tugas yang dibebankan kepadanya melampaui
kemampuannya.
Teknik Memotivasi meliputi:
1. Meningkatkan komitmen mencapai tujuan melalui klarifikasi dan partisipasi staf.
2. Memperkuat usaha peningkatan kinerja dengan harapan mendapat engahagraan.
3. Menyediakan penghargaan yang bermakna bagi staf,
4. Menggunakan rangsangan-rangsangan positif,
5. Penghargaan diberikan pada waKepala Sekolah yang tepat.
6. Penghargaan diberikan secara adil dan wajar.
1. Meningkatkan komitmen mencapai tujuan melalui klarifikasi dan partisipasi staf.
2. Memperkuat usaha peningkatan kinerja dengan harapan mendapat engahagraan.
3. Menyediakan penghargaan yang bermakna bagi staf,
4. Menggunakan rangsangan-rangsangan positif,
5. Penghargaan diberikan pada waKepala Sekolah yang tepat.
6. Penghargaan diberikan secara adil dan wajar.
7. Penghargaan
diberikan berdasarkan prestasii kerja.
8. Bantu staf untuk mencapainya.
9. Disain ulang tugas untuk memotivasi staf,
10. Beri staf peluang untuk belajar (Hunsaker,2001)
8. Bantu staf untuk mencapainya.
9. Disain ulang tugas untuk memotivasi staf,
10. Beri staf peluang untuk belajar (Hunsaker,2001)
Selain
itu, ada teknik motivasi lainnya yang dapat dilakukan terhadap bawahan yaitu
yang disebut dengan prinsip dengan singkatan MOTIVATE (Verma, 1996) yaitu:
M
|
Manifest artimya
bangkitkan rasa percaya diri ketika pendelegasian tugas
|
O
|
Open artinya bangkitkan percaya diri ketika
mendelegasikan tugas
|
T
|
=
Tolerance artinya toleransi terhadap kegagalan, mau dan boleh belajar
dari kesalahan karena pengalaman adalah guru yang terbaik
(Tingkatkan kreativitas).
|
I
|
Involve artinya semua pihak terkait dalam
pekerjaan (meningkatkan rasa diterima
dan komitmen)
|
V
|
Value artinya nilai-nilai yang diharapkan dan
diakui dalam kinerja yang baik (hadiah
apa yang didapat, dan bagaimana mendapatkannya)
|
A
|
Align artinya menyeimbangkan sasaran pekerjaan (proyek)
dengan sasaran individu (orang-orang bersemangat mencapai kepuasan yang mereka inginkan)
|
T
|
Trust artinya kejujuran setiap anggota tim (vital
dalam memotivasi)
|
E
|
Empower artinya
berdayakan setiap anggota tim sewajarnya
(khususnya dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaannya)
|
Model pengharapan Porter dan Lawler ini menyajikan sejumlah cara manajer memotivasi bawahannya seperti
yang diungkapkan Nadler & Lawler (1977) sebagai
berikut ini, antara lain:
(1) pemberian penghargaan disesuaikan dengan kebutuhan bawahan,
(2) jelaskan prestasi yang diharapkan,
(3) buatlah presasi yang menantang dan dapat dicapai,
(4) hubungkan penghargaan dengan prestasi,
(5) analisis faktor-faktor yang bertentangan dengan efektivitas penghargaan, dan
(6) Penentuan penghargaan yang memadai.
(1) pemberian penghargaan disesuaikan dengan kebutuhan bawahan,
(2) jelaskan prestasi yang diharapkan,
(3) buatlah presasi yang menantang dan dapat dicapai,
(4) hubungkan penghargaan dengan prestasi,
(5) analisis faktor-faktor yang bertentangan dengan efektivitas penghargaan, dan
(6) Penentuan penghargaan yang memadai.
Cara
Memberdayakan Potensi Sendiri / Introspeksi:
1). waKepala Sekolah dan pikiran diri sendiri,
2). taraf intelegensia,
3). emosi dan perasaan diri sendiri,
4) keteguhan hati dan ketekunan,
5)prinsip hidup,
6). pencapaian sukses,
1). waKepala Sekolah dan pikiran diri sendiri,
2). taraf intelegensia,
3). emosi dan perasaan diri sendiri,
4) keteguhan hati dan ketekunan,
5)prinsip hidup,
6). pencapaian sukses,
7) racun
kehidupan,
8). toleansi,
9). percaya diri,
10) nilai kehidupan,
11) memahami hakikat kebenaran,
12) membangun kemandirian, dan
13).menggunakan kekuatan alam (Djidji Suryadi & Hartoto Hendradjaya, 2001).
8). toleansi,
9). percaya diri,
10) nilai kehidupan,
11) memahami hakikat kebenaran,
12) membangun kemandirian, dan
13).menggunakan kekuatan alam (Djidji Suryadi & Hartoto Hendradjaya, 2001).
Cara Memberdayakan Potensi Orang Lain, yaitu:
1) Observasi,
2) Menanyakan ke orang terdekat tentang yang bersangkutan.
3) Mempelajari riwayat hidup , 4) Mengenali reputasi, prstasi, dan gaya hidup.
5) Menggunakan instrumen tes potensi,
6) Mengetahui hobby dan kebiasaan,
7) Mengecek kepada yang bersangkutan,
8) Mengetahui lingkungan pergaulannya. (Djidji Suryadi & Hartoto Hendradjaya, 2001).
1) Observasi,
2) Menanyakan ke orang terdekat tentang yang bersangkutan.
3) Mempelajari riwayat hidup , 4) Mengenali reputasi, prstasi, dan gaya hidup.
5) Menggunakan instrumen tes potensi,
6) Mengetahui hobby dan kebiasaan,
7) Mengecek kepada yang bersangkutan,
8) Mengetahui lingkungan pergaulannya. (Djidji Suryadi & Hartoto Hendradjaya, 2001).
Dari uraian di atas motivasi
merupakan salah alat atasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas
sesuai dengan yang diharapkan. Motivasi yang timbul dari luar disebut motivasi ekstrinsik dari dalam
intrinsik. Motivasi ialah keinginan untuk berbuat
sesuatu. Motif adalah kebutuhan (need), keinginan (wish), dorongan (desire)
atau impuls. Motivasi sangat penting
bagi KEPALA SEKOLAH dalam meningkatkan kinerja (performance) stafnya
karena kinerja tergantung dari motivasi, kemampuan, dan lingkungannya. Teori
motivasi meliputi teori Maslow, Murray,
Alderfer, Herzberg, McGregor, Lewin & Vroom, McClelland, Porter-Lawler,
Skiner, Porter-Lawler, keadilan, dan
White. Teknik memotivasi gunakan MOTIVATE.
0 comments:
Posting Komentar