Dalam usianya yang semakin tua. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) telah mengubah wajahnya menjadi sangat kecil dan sempit.
Batas-batas antar negara menjadi semu dan tidak kelihatan ketika dihadapkan
pada revolusi dan inovasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Information and Communication Technology atau ICT). Thomas Friedman telah
menggambarkan keadaan tersebut melalui sebuah buku berjudul The World Is Flat:
A Brief History of the Twenty-First Century yang menyajikan 10 tanda dunia yang
datar dan masuk ke dalam era global, yaitu Collapse of the Berlin Wall,
Netscape, Workflow software, Open Source, Outsourcing, Offshoring,
Supply-chaining, Insourcing, In-forming dan The Steroids (Wikipedia). Tidak
hanya oleh Thomas Friedman, Ohmae (2005) juga memberikan ciri-ciri global
economy yang ditandai dengan 4 hal yaitu borderless, invisible, cyber connected
dan measured in multiples.
Tanda-tanda itu kini sudah semakin jelas. Dengan lajunya pertumbuhan ke arah tanpa batas (borderless). Teknologi informasi tumbuh tak terbendung maka semakin semu batas wilayah negara . Pengaruhnya telah merasuk pada segala bidang seperti
politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan keamanan hingga pendidikan. Kehadiran
ICT telah mengubah sistem-sistem konvensional/tradisional menjadi sistem modern
yang memungkinkan bisa diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun.
Implikasi lain yang juga perlu diperhatikan dalam era globalisasi adalah penguasaan bahasa, terutama bahasa asing sebagai alat komunikasi. Penguasaan ICT serta bahasa menjadi syarat yang harus dimiliki agar mampu bersaing dalam era persaingan dlobal.
Implikasi lain yang juga perlu diperhatikan dalam era globalisasi adalah penguasaan bahasa, terutama bahasa asing sebagai alat komunikasi. Penguasaan ICT serta bahasa menjadi syarat yang harus dimiliki agar mampu bersaing dalam era persaingan dlobal.
Perkembangan ICT yang sangat
signifikan telah merubah kehidupan masyarakat termasuk cara memperoleh
pengetahuan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah
pada dunia pendidikan dan pengajaran baik pendidikan formal maupun non formal.
Kehadiran ICT dalam dunia pendidikan mampu menciptakan revolusi dan perubahan
yang cepat dengan mendobrak sistem pendidikan yang konvensional menjadi
pendidikan berbasis ICT. Oleh sebab itu, perlu disinergikan antara pemanfaatan
ICT dalam pendidikan dan pembelajaran agar mampu menghasilkan hasil yang
optimal.
Secara umum terjadi perubahan dalam dunia
pendidikan dengan adanya ICT yang terus berkembang. Kecenderungan yang terjadi
(Muslim, 2007) adalah:
1.
Bergesernya pendidikan dan pelatihan
dari sistem berorientasi pada guru/dosen/lembaga ke sistem yang berorientasi
pada siswa/mahasiswa/peserta didik.
2.
Tumbuh dan semakin memasyarakatnya
pendidikan terbuka/jarak jauh.
3.
Semakin banyaknya pilihan
sumber-sumber belajar yang tersedia
4.
Diperlukan standar kualitas global dalam
rangka persaingan global
5.
Semakin diperlukannya pendidikan
sepanjang hayat (lifelong learning)
Pemanfaatkan ICT dalam dunia
pendidikan terutama pada pembelajaran bahasa sudah menjadi kebutuhan. Sistem pembelajaran konvensional tanpa didukung dengan pembelajaran berbasis ICT takkan dapat membantu proses
menguasai bahasa secara memasai. Berbagai perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware) telah tersedia dan terus dikembangkan untuk dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran bahasa. Tidak hanya dimanfaatkan oleh pendidikan formal di
sekolah-sekolah, ICT pun turut berkontribusi dalam pembelajaran non formal,
termasuk kehadiran sosial media dan jejaring sosial. Meskipun pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak positif yang signifikan pada
pembelajaran bahasa, namun masih perlu menghadapi tantangan dalam
pengimplementasiannya.
Analisis
lebih dalam mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam
pembelajaran bahasa akan dipapaekan dalam tulisan sederhana ini. Peran ICT akan terus dominan di era globalisasi
sebagaimana apa yang telah diutarakan oleh Thomas Friedman dan Kenichi Ohmae di
atas. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran bahasa sangat relevan untuk menghadapi
kompetisi terbuka di era global sebab ada banyak kelebihan yang bisa diperoleh
jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Meskipun demikian, tidak
sedikit pula tantangan yang akan dihadapi dalam implementasi pembelajaran
berbasis ICT tersebut.
Berdasarkan rumusan dan uraian di atas, maka tulisan ini hendak menjawab
persoalan penelitian; (a) Bagaimana peran teknologi informasi dan komunikasi dalam
penerapan pembelajaran bahasa? (b) Apa tantangan yang dihadapi dalam penerapan
pembelajaran bahasa? Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk menjelaskan peran
ICT dalam pembelajaran bahasa termasuk tantangan-tantangan yang akan dihadapi. Untuk menjawab persoalan tersebut digunakan metodologi penelusuran literatur untuk mengumpulkan data dan informasi yang selanjutkan digunakan untuk menyusun informasi yang sistematis. Penelusuran literatur tersebut melalui jurnal ilmiah, buku, artikel, website serta media-media pendukung lainnya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat
dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan
pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan
(Muslim, 2007).
MenurutSpeedyWiki, Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan istilah umum yang mencakup semua
teknologi untuk manipulasi informasi dan komunikasi. Jenis-jenisnya dapat
beragam meliputi media untuk merekam informasi, teknologi informasi untuk
penyiaran, berbagai jenis perangkat keras (hardware) dan lunak (software) komputer, teknologi untuk berkomunikasi
melalui suara atau gambar dan suara termasuk teknologi internet.
Dengan konsep Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang sangat luas, tulisan ini diberfokuskan
pada pemanfaatan teknologi internet. Secara harfiah, internet (kependekan dari
interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam
beberapa rangkaian (Wikipedia). Sebagai
sebuah teknologi, internet terus berkembang luas dan memberi peluang
terciptanya borderless world. Internet sebagai media komunikasi dan penyebaran
informasi yang sangat populer saat ini merupakan bagian dari perkembangan
sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi, khususnya di bidang komunikasi
jaringan komputer .
Meski secara fisik internet
adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum internet harus
dipandang sebagai sumber daya informasi. Isi internet adalah informasi, dapat
dibayangkan sebagai suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat
besar dan lengkap. Bahkan internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain
(maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada di internet
seperti bisnis, hiburan, olah raga, politik dan lain sebagainya (Lani Sidharta,
1996 dalam Divisi
Pendidikan Sekolah-LP3TNF).
Berdasarkan uraian di atas, internet
sebagai salah satu Teknologi Informasi dan Komunikasi memainkan peran yang
penting dalam era globalisasi sebab mampu membongkar batas-batas wilayah dan
waktu yang selama ini tercipta. Oleh sebab itu, internet semakin banyak
dimanfaatkan dalam banyak aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial,
budaya, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Dunia maya mampu mendobrak
sistem-sistem konvensional dan dapat meruntuhkan tembok jarak dan waktu yang
selama ini menjadi
Sebagaimana telah diuraikan di atas,
internet adalah sebuah jaringan komputer global yang dapat memberikan informasi
yang sangat luas dari belahan negara manapun, sekaligus dapat digunakan sebagai
media berkomunikasi. Untuk bidang pendidikan, internet dapat dimanfaatkan untuk
mendapatkan banyak referensi keilmuan secara online. Di samping itu, juga dapat
dipakai sebagai media pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teleconference
atau yang juga sudah mulai berkembang adalah pemanfaatan electronic learning
(e-learning). Inilah bentuk revolusi pasca kehadiran internet yaitu belajar
tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.
Dalam pembahasan ini, pembelajaran
bahasa akan difokuskan pada pembelajaran bahasa Inggris. Dengan memanfaatkan
internet, pembelajaran bahasa Inggris dapat lebih banyak terbantu dan
dipermudah sebab internet menyediakan
banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi dan
ketrampilan pada aspek membaca (reading), mendengar (listening), menulis
(writing) dan berbicara (speaking). Secara umum, untuk meningkatkan keempat
ketrampilan dalam pembelajaran bahasa Inggris, teknologi internet dapat
dimanfaatkan sebagai media pendukung untuk penguasaan bahasa Inggris.
Sistem pembelajaran elektronik (Electronic
learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar
setelah internet maupun intranet berkembang. Sistem pembelajaran elektronik adalah
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
e-learning, peserta ajar dan pengajar tidak perlu datang ke kelas untuk
melakukan proses belajar mengajar. Husain (2004) mengatakan bahwa banyak institusi
pendidikan di Malaysia yang memiliki komitmen untuk menggunakan e-learning
karena efektivitasnya sebagai pendekatan alternatif atas pola pengajaran kelas
yang tradisional.
Tujuan e-learning adalah memberikan
pelayanan kepada peserta ajar dan pengajar untuk dapat belajar dan berinteraksi
tanpa ada batasan waktu dan tempat karena dengan media ini mereka bisa berinteraksi
dari mana saja dan kapan saja. Fitur-fitur yang ada pada e-learning pun
dimanipulasi dari sistem pengajaran tradisional di kelas seperti pemberian
materi, tugas dan ujian, forum diskusi, hingga penilaian. Dalam kaitannya
dengan pembelajaran bahasa Inggris, telah banyak website-website e-learning
yang berkonten english course online yang mulai dikembangkan oleh institusi
pendidikan. Pengajar memberikan materi-materi, ujian, tugas, forum diskusi
melalui e-learning tersebut. Dengan media itu pula terjadi interaksi
pembelajaran antara peserta dengan pengajar dan sebaliknya.
Bagaimanapun, sistem pembelajaran
dengan e-learning membutuhkan peran
aktif dari peserta karena dituntut untuk belajar mandiri dan memanfaatkan
setiap sumber-sumber pembelajaran di internet. Berbagai fasilitas yang dapat
membantu pembelajaran bahasa Inggris telah tersedia online dan dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Inovasi inilah yang telah
banyak membantu dan bermanfaat dalam penguasaan bahasa Inggris. Dibawah ini
akan diuraikan beberapa jenis fasilitas yang dapat digunakan untuk mendukung
pembelajaran bahasa Inggris.
a) Online Dictionary dan Translator
Orang yang sebelumnya mengenal kamus sebagai buku yang sangat besar dan tebal. Namun, berkat
inovasi dan perkembangan teknologi, telah tersedia kamus online yang bisa digunakan
untuk menterjemahkan istilah (vocabulary) yang dianggap baru. Selain kamus
online, juga telah banyak program-program komputer yang diciptakan yang bekerja
sebuah kamus. Dengan kehadiran kamus online dan program komputer tersebut,
tentu akan sangat bermanfaat dalam pembelajaran bahasa Inggris sebab pengguna
telah banyak dibantu dan dipermudah dibandingkan dengan mencarinya di buku
kamus. Beberapa alamat website yang menyediakan layanan kamus online adalah:
Belajar bahasa
Inggris juga banyak terbantu dengan kehadiran online translator, di samping
juga berkembang program-program komputer penerjemah seperti Transtool,
Translator XP Rekso Translator, IndopreterCD dan sebagainya. Namun perlu tetap
disadari bahwa tools tersebut hanya untuk membantu dan mempermudah seseorang
dalam belajar bahasa Inggris saja karena bagaimanapun program-program tersebut
masih memiliki kelemahan. Beberapa translator yang tersedia online seperti:
· Google
Translate (http://translate.google.com/)
· Toggle
Text (http://www.toggletext.com/)
b)
Online
Material and Testing
Buku-buku
cetak sebagai materi pembelajaran bahasa Inggris pun kini telah banyak tersedia
secara online. Pengguna dapat mengunduh dan mempelajari materi-materi pengajaran
bahasa Inggris yang tersedia di banyak alamat website. Selain materi, juga
tersedia online testing yang mencakup materi speaking, reading, listening dan
writing yang berguna untuk mengukur penguasaan bahasa Inggris. Beberapa alamat
website yang bisa dikunjungi oleh user yang ingin memelajari grammar dan
structure serta materi-materi pelajaran bahasa Inggris adalah:
c) Memanfaatkan Search Engine dan Social
Media
Di
era open source dan borderless, kehebatan dan keluasan informasi yang tersedia
di internet perlu dimanfaatkan sebaik mungkin. Inilah peran penting Search
Engine untuk membantu pengguna internet mencari materi-materi yang dibutuhkan.
Dengan mengetikan keyword-keyword bahan-bahan yang dicari, maka search engine
seperti Google
dan Yahoo
akan membantu mencari website-website yang memuat materi tersebut (Daftar
search engine bisa dilihat di Wikipedia).
Dengan
bantuan mesin pencari tersebut, pengguna akan diperkaya dengan materi-materi
yang membantu untuk penguasaan belajar bahasa Inggris. Banyak artikel, jurnal
dan bacaan-bacaan yang bisa diakses untuk pengayaan belajar bahasa Inggris.
Selain itu, ada banyak media-media dari seluruh dunia online yang bisa
dimanfaatkan melatih penguasaan bahasa Inggris, selain untuk menambah wawasan
dan informasi kejadian-kejadian penting di negara lain.
Di
samping mesin pencari, peran social media dalam proses belajar bahasa Inggris
juga memegang peranan penting karena dengan internet dan sosial media sangat
terbuka peluang untuk bergaul dan berjejaring dengan masyarakat di belahan
negara lain. Dengan berinteraksi dalam jejaring sosial, blogging, microblogging,
chatting dan memanfaatkan teleconference bisa membantu seseorang untuk berlatih
4 ketrampilan dalam bahasa Inggris, sebab dengan memanfaatkan social media
tersebut, pengguna akan berlatih writing, listening, speaking dan reading .
Melalui proses praktek dan berinteraksi dengan penduduk di seluruh dunia inilah,
akumulasi pengetahuan dan ketrampilan berbahasa bisa dicapai.
Dari uraian-uraian di atas, kehadiran
internet telah menciptakan revolusi dalam pembelajaran, terkhusus untuk
pembelajaran bahasa Inggris, sebab telah banyak course online yang bisa
dimanfaatkan untuk membantu penguasaan ketrampilan berbahasa. Selain itu, di
internet juga bisa menjadi online resources yang banyak menyediakan informasi
dan pengetahuan untuk mendukung pembelajaran berbahasa, tergantung bagaimana
pengguna mencari materi-materi yang diinginkan dengan memanfaatkan
website-website penyedia informasi tersebut termasuk memanfaatkan mesin
pencari. Pengguna pun bisa memanfaatkan media-media sosial sebagai tempat
berlatih dan praktek langsung ketrampilan berbahasa Inggris.
Setelah membahas keunggulan-keunggulan belajar
dengan memanfaatkan internet, tidak lengkap jika tidak disertai dengan
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam penerapan dan implementasinya, terutama
di masyarakat Indonesia. Hal tersebut karena pembelajaran online adalah
manipulasi dan revolusi atas pembelajaran di kelas, maka dibutuhkan usaha-usaha
untuk mendesain dan membuat pola belajar yang menarik. Goi dan Poh Yen Ng
(2009) mengungkapkan sejumlah faktor sukses dalam penerapan pembelajaran dengan
memanfaatkan internet dan e-learning yaitu program content, webpage
accessibility, learners’ participation and involvement, website security and
support, institution commitment, interactive learning environment, instructor
competency, also presentation and design.
Dari 8 hal yang diungkapkan oleh Goi dan Poh Yen
Ng (2009) di atas, setidaknya ada 3 bagian penting yang bisa dipelajari jika
dikaitkan dengan penerapannya di Indonesia, yaitu ketersediaan infrastruktur,
biaya dan faktor sumber daya manusia. Untuk menerapkan pendidikan berbasis ICT
dibutuhkan infrastruktur serta investasi yang tidak sedikit. Pembangunan dan
pemeliharaan sistem-sistem yang mendukung penerapan e-learning dan course
online membutuhkan investasi yang besar dan juga dukungan dan komitmen dari
lembaga termasuk pemerintah.
Terutama
di Indonesia, sarana dan prasarana untuk mendukung penerapan pembelajar online
masih ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Hal tersebut dikarenakan
infrastruktur yang belum merata di semua wilayah Indonesia. Dari sisi jumlah
pengguna internet di Indonesia, menurut data yang dikeluarkan oleh internetworldstats,
jumlah pengguna internet di Indonesia hingga September 2009 diperkirakan
mencapai 30,000,000 (tiga puluh juta) pengguna, atau bertumbuh sebesar 1.150 persen
bila dibandingkan dengan pengguna internet pada tahun 2000. Berdasarkan data
tersebut di atas, jika diestimasikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009
adalah sebesar 240,271,522 jiwa, maka pengguna internet di Indonesia tahun 2009
adalah sebesar 12,49 % dari total penduduk.
Gambar di bawah ini menyajikan perbandingan jumlah
pengguna internet negara-negara yang ada di Asia. Indonesia berada di peringkat
ke 5 untuk jumlah pengguna internet, setelah China, Jepang, India dan Korea
Selatan. Melihat data dan gambar di bawah ini, hal ini tentu sebuah tantangan
bagi pemerintah dan masyakat untuk membangun infrastruktur ICT yang merata di
Indonesia sehingga mendukung penerapan pendidikan berbasis ICT pada umumnya.
Gambar
1
Asia
Top 10 Internet Countries-2009 Q2
Sumber:
Internetworldstats, http://internetworldstats.com/stats3.htm
Aspek lain yang juga perlu dilihat adalah sumber
daya manusia. Internet dan ICT adalah teknologi yang senantiasa terus
berkembang dan terus berinovasi. Aspek sumber daya manusia pun harus terus
mengikuti perkembangan teknologi tersebut agar tidak ketinggalan. Berkaitan
dengan pendidikan berbasis ICT, sebagaimana diungkapkan oleh Goi dan Poh Yen Ng
(2009), bahwa perlu instruktur yang berkompeten sehingga mampu mendesain
materi-materi dan sistem belajar yang interaktif dan menarik untuk peserta. Demikian
pula pada sisi pengguna internet. Mereka dituntut untuk belajar mandiri dan menggali
setiap sumber-sumber yang tersedia. Perubahan itulah yang seringkali menghambat
proses belajar melalui e-learning dan pendidikan berbasis ICT karena masih
terpaku pada budaya pendidikan konvensional di kelas. Oleh sebab itu, perlu ada
perubahan pola pikir dan budaya dari pendidikan konvensional di kelas ke
pendidikan berbasis ICT.
Berdasarkan uraian di atas, era
borderless telah datang dengan didukung oleh perkembangan ICT. Dengan kekayaan
sumber informasi tersebut, internet perlu dimanfaatkan dalam pembelajaran,
terutama pembelajaran bahasa Inggris. Telah banyak sumber-sumber belajar yang
tersedia, tinggal bagaimana pengguna memanfaatkan sumber-sumber tersebut secara
optimal untuk mendukung penguasaan ketrampilan bahasa Inggris.
Tantangan-tantangan yang dihadapi dalam penerapan pendidikan berbasis ICT di
Indonesia adalah pada aspek pemerataan infrastruktur serta dibutuhkan investasi
yang besar. Selain itu, pada aspek sumber daya manusia diperlukan perubahan
budaya agar tidak hanya terpaku pada pendidikan konvensional di kelas saja
namun perlu diarahkan ke pendidikan berbasis ICT.
Keterbatasan
Dan Saran Penelitian Saran
Penelitian
ini masih memiliki keterbatasan yang dapat melemahkan hasilnya. Penelitian ini
menggunakan review literatur/artikel yang kemungkinan masih sedikit literatur
yang digunakan, sedangkan pada sisi yang lain, penelitian mengenai perkembangan
pendidikan berbasis ICT dan pembelajaran bahasa Inggris senantiasa berkembang.
Oleh sebab itu, untuk penelitian mendatang disarankan untuk memperbanyak jumlah
bacaan-bacaan yang digunakan sehingga akan membantu memperkaya informasi dan
analisis yang dilakukan. Selain itu, disarankan untuk melakukan penelitian
lapangan untuk melihat praktek dan penerapan e-learning dan pembelajaran bahasa
berbasis ICT dengan melibatkan pengajar dan peserta sehingga diperoleh infomasi
langsung mengenai hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam penerapan
pendidikan berbasis ICT terutama untuk pembelajaran bahasa Inggris.
Daftar Rujukan
Goi,
Chai Lee dan Poh Yen Ng. 2009. E-learning in Malaysia: Success Factors in
Implementing E-learning Program. International Journal of Teaching and Learning
in Higher Education, Volume 20, Number 2, 237-246, diunduh dari http://www.isetl.org/ijtlhe/pdf/IJTLHE357.pdf
Husain,
Raja Maznah Raja. 2004. E-learning in Higher Education Institutions in
Malaysia. Department of Curriculum and Instructional Technology, Faculty of
Education, University of Malaya, Kuala Lumpur, diunduh pada 29 Maret 2010 di
alamat http://www.e-mentor.edu.pl/_xml/wydania/7/102.pdf
Muslim.
2007. ICT dalam Pendidikan, diunduh dari
http://tutomu.files.wordpress.com/2007/02/ict-dalam-pendidikan.pdf pada 1 April 2010.
Ohmae, Kenichi. 2005. The Next Global Stage:
Challenges and Opportunities in Our Borderless World. Wharton School Publishing
Divisi
Pendidikan Sekolah-LP3TNF. Pengertian Internet dan
Intranet. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2010 dari alamat http://dps.nurulfikri.com/download/9smp-Bab-1.pdf
Internetworldstats,
http://internetworldstats.com/stats3.htm
Wikipedia.
Internet, diakses dari alamat http://id.wikipedia.org/wiki/Internet
pada 29 Maret 2010
Wikipedia.
The World Is Flat diakses dari alamat http://en.wikipedia.org/wiki/The_World_Is_Flat
pada tanggal 1 April 2010.
Wikipedia.
List of Search Engine, diakses pada tanggal 29 Maret 2010 dari alamat http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_search_engines
Daftar Rujukan Website
· http://www.kamus.net/
· http://www.sederet.com/
0 comments:
Posting Komentar