Blogger news

Sabtu, 01 Juni 2013

Peran TIK Dalam Pembelajaran Bahasa



Dalam usianya yang semakin tua. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mengubah wajahnya menjadi sangat kecil dan sempit. Batas-batas antar negara menjadi semu dan tidak kelihatan ketika dihadapkan pada revolusi dan inovasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology atau ICT). Thomas Friedman telah menggambarkan keadaan tersebut melalui sebuah buku berjudul The World Is Flat: A Brief History of the Twenty-First Century yang menyajikan 10 tanda dunia yang datar dan masuk ke dalam era global, yaitu Collapse of the Berlin Wall, Netscape, Workflow software, Open Source, Outsourcing, Offshoring, Supply-chaining, Insourcing, In-forming dan The Steroids (Wikipedia). Tidak hanya oleh Thomas Friedman, Ohmae (2005) juga memberikan ciri-ciri global economy yang ditandai dengan 4 hal yaitu borderless, invisible, cyber connected dan measured in multiples.
            Tanda-tanda  itu kini sudah semakin jelas. Dengan lajunya pertumbuhan ke arah tanpa batas (borderless). Teknologi informasi tumbuh  tak terbendung maka semakin semu batas  wilayah negara . Pengaruhnya telah merasuk pada segala bidang seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan keamanan hingga pendidikan. Kehadiran ICT telah mengubah sistem-sistem konvensional/tradisional menjadi sistem modern yang memungkinkan bisa diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. 
            Implikasi lain yang juga perlu diperhatikan dalam era globalisasi adalah penguasaan bahasa, terutama bahasa asing sebagai alat komunikasi. Penguasaan ICT serta bahasa menjadi syarat yang harus dimiliki agar mampu bersaing dalam era persaingan dlobal.
            Perkembangan ICT yang sangat signifikan telah merubah kehidupan masyarakat termasuk cara memperoleh pengetahuan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah pada dunia pendidikan dan pengajaran baik pendidikan formal maupun non formal. Kehadiran ICT dalam dunia pendidikan mampu menciptakan revolusi dan perubahan yang cepat dengan mendobrak sistem pendidikan yang konvensional menjadi pendidikan berbasis ICT. Oleh sebab itu, perlu disinergikan antara pemanfaatan ICT dalam pendidikan dan pembelajaran agar mampu menghasilkan hasil yang optimal.
Secara umum terjadi perubahan dalam dunia pendidikan dengan adanya ICT yang terus berkembang. Kecenderungan yang terjadi (Muslim, 2007) adalah:
1.    Bergesernya pendidikan dan pelatihan dari sistem berorientasi pada guru/dosen/lembaga ke sistem yang berorientasi pada siswa/mahasiswa/peserta didik.
2.    Tumbuh dan semakin memasyarakatnya pendidikan terbuka/jarak jauh.
3.    Semakin banyaknya pilihan sumber-sumber belajar yang tersedia
4.    Diperlukan standar kualitas global dalam rangka persaingan global
5.    Semakin diperlukannya pendidikan sepanjang hayat (lifelong learning)
            Pemanfaatkan ICT dalam dunia pendidikan terutama pada pembelajaran bahasa sudah menjadi kebutuhan. Sistem pembelajaran konvensional tanpa didukung dengan pembelajaran berbasis ICT takkan dapat membantu proses menguasai bahasa secara memasai. Berbagai perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) telah tersedia dan terus dikembangkan untuk dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran bahasa. Tidak hanya dimanfaatkan oleh pendidikan formal di sekolah-sekolah, ICT pun turut berkontribusi dalam pembelajaran non formal, termasuk kehadiran sosial media dan jejaring sosial. Meskipun pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak positif yang signifikan pada pembelajaran bahasa, namun masih perlu menghadapi tantangan dalam pengimplementasiannya.
            Analisis lebih dalam mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam pembelajaran bahasa akan dipapaekan dalam tulisan sederhana ini. Peran ICT akan terus dominan di era globalisasi sebagaimana apa yang telah diutarakan oleh Thomas Friedman dan Kenichi Ohmae di atas. Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran bahasa sangat relevan untuk menghadapi kompetisi terbuka di era global sebab ada banyak kelebihan yang bisa diperoleh jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Meskipun demikian, tidak sedikit pula tantangan yang akan dihadapi dalam implementasi pembelajaran berbasis ICT tersebut.
Berdasarkan rumusan dan uraian di atas, maka tulisan ini hendak menjawab persoalan penelitian; (a) Bagaimana peran teknologi informasi dan komunikasi dalam penerapan pembelajaran bahasa? (b) Apa tantangan yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran bahasa? Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk menjelaskan peran ICT dalam pembelajaran bahasa termasuk tantangan-tantangan yang akan dihadapi.Untuk menjawab persoalan tersebut digunakan metodologi penelusuran literatur untuk mengumpulkan data dan informasi yang selanjutkan digunakan untuk menyusun informasi yang sistematis. Penelusuran literatur tersebut melalui jurnal ilmiah, buku, artikel, website serta media-media pendukung lainnya.

            Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Muslim, 2007).
MenurutSpeedyWiki, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan istilah umum yang mencakup semua teknologi untuk manipulasi informasi dan komunikasi. Jenis-jenisnya dapat beragam meliputi media untuk merekam informasi, teknologi informasi untuk penyiaran, berbagai jenis perangkat keras (hardware) dan lunak (software)  komputer, teknologi untuk berkomunikasi melalui suara atau gambar dan suara termasuk teknologi internet.
            Dengan konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sangat luas, tulisan ini diberfokuskan pada pemanfaatan teknologi internet. Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian (Wikipedia). Sebagai sebuah teknologi, internet terus berkembang luas dan memberi peluang terciptanya borderless world. Internet sebagai media komunikasi dan penyebaran informasi yang sangat populer saat ini merupakan bagian dari perkembangan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi, khususnya di bidang komunikasi jaringan komputer .
          Meski  secara fisik internet adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi. Isi internet adalah informasi, dapat dibayangkan sebagai suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap. Bahkan internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada di internet seperti bisnis, hiburan, olah raga, politik dan lain sebagainya (Lani Sidharta, 1996 dalam Divisi Pendidikan Sekolah-LP3TNF).
            Berdasarkan uraian di atas, internet sebagai salah satu Teknologi Informasi dan Komunikasi memainkan peran yang penting dalam era globalisasi sebab mampu membongkar batas-batas wilayah dan waktu yang selama ini tercipta. Oleh sebab itu, internet semakin banyak dimanfaatkan dalam banyak aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hiburan, pendidikan dan sebagainya. Dunia maya mampu mendobrak sistem-sistem konvensional dan dapat meruntuhkan tembok jarak dan waktu yang selama ini menjadi
            Sebagaimana telah diuraikan di atas, internet adalah sebuah jaringan komputer global yang dapat memberikan informasi yang sangat luas dari belahan negara manapun, sekaligus dapat digunakan sebagai media berkomunikasi. Untuk bidang pendidikan, internet dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan banyak referensi keilmuan secara online. Di samping itu, juga dapat dipakai sebagai media pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teleconference atau yang juga sudah mulai berkembang adalah pemanfaatan electronic learning (e-learning). Inilah bentuk revolusi pasca kehadiran internet yaitu belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.
            Dalam pembahasan ini, pembelajaran bahasa akan difokuskan pada pembelajaran bahasa Inggris. Dengan memanfaatkan internet, pembelajaran bahasa Inggris dapat lebih banyak terbantu dan dipermudah sebab  internet menyediakan banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kompetensi dan ketrampilan pada aspek membaca (reading), mendengar (listening), menulis (writing) dan berbicara (speaking). Secara umum, untuk meningkatkan keempat ketrampilan dalam pembelajaran bahasa Inggris, teknologi internet dapat dimanfaatkan sebagai media pendukung untuk penguasaan bahasa Inggris.
            Sistem pembelajaran elektronik (Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar setelah internet maupun intranet berkembang. Sistem pembelajaran elektronik adalah konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar dan pengajar tidak perlu datang ke kelas untuk melakukan proses belajar mengajar. Husain (2004) mengatakan bahwa banyak institusi pendidikan di Malaysia yang memiliki komitmen untuk menggunakan e-learning karena efektivitasnya sebagai pendekatan alternatif atas pola pengajaran kelas yang tradisional.
            Tujuan e-learning adalah memberikan pelayanan kepada peserta ajar dan pengajar untuk dapat belajar dan berinteraksi tanpa ada batasan waktu dan tempat karena dengan media ini mereka bisa berinteraksi dari mana saja dan kapan saja. Fitur-fitur yang ada pada e-learning pun dimanipulasi dari sistem pengajaran tradisional di kelas seperti pemberian materi, tugas dan ujian, forum diskusi, hingga penilaian. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Inggris, telah banyak website-website e-learning yang berkonten english course online yang mulai dikembangkan oleh institusi pendidikan. Pengajar memberikan materi-materi, ujian, tugas, forum diskusi melalui e-learning tersebut. Dengan media itu pula terjadi interaksi pembelajaran antara peserta dengan pengajar dan sebaliknya.
            Bagaimanapun, sistem pembelajaran dengan e-learning membutuhkan  peran aktif dari peserta karena dituntut untuk belajar mandiri dan memanfaatkan setiap sumber-sumber pembelajaran di internet. Berbagai fasilitas yang dapat membantu pembelajaran bahasa Inggris telah tersedia online dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Inovasi inilah yang telah banyak membantu dan bermanfaat dalam penguasaan bahasa Inggris. Dibawah ini akan diuraikan beberapa jenis fasilitas yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran bahasa Inggris.
a)    Online Dictionary dan Translator
Orang yang sebelumnya mengenal kamus sebagai buku yang sangat besar dan tebal. Namun, berkat inovasi dan perkembangan teknologi, telah tersedia kamus online yang bisa digunakan untuk menterjemahkan istilah (vocabulary) yang dianggap baru. Selain kamus online, juga telah banyak program-program komputer yang diciptakan yang bekerja sebuah kamus. Dengan kehadiran kamus online dan program komputer tersebut, tentu akan sangat bermanfaat dalam pembelajaran bahasa Inggris sebab pengguna telah banyak dibantu dan dipermudah dibandingkan dengan mencarinya di buku kamus. Beberapa alamat website yang menyediakan layanan kamus online adalah:
·     http://www.kamus.net/         
·     http://dictionary.reference.com/         
·     http://www.sederet.com/      
·     http://dictionary.cambridge.org/         
·     http://www.yourdictionary.com/         
Belajar bahasa Inggris juga banyak terbantu dengan kehadiran online translator, di samping juga berkembang program-program komputer penerjemah seperti Transtool, Translator XP Rekso Translator, IndopreterCD dan sebagainya. Namun perlu tetap disadari bahwa tools tersebut hanya untuk membantu dan mempermudah seseorang dalam belajar bahasa Inggris saja karena bagaimanapun program-program tersebut masih memiliki kelemahan. Beberapa translator yang tersedia online seperti:
·       Google Translate (http://translate.google.com/)
·       Toggle Text (http://www.toggletext.com/)    
b)     Online Material and Testing
Buku-buku cetak sebagai materi pembelajaran bahasa Inggris pun kini telah banyak tersedia secara online. Pengguna dapat mengunduh dan mempelajari materi-materi pengajaran bahasa Inggris yang tersedia di banyak alamat website. Selain materi, juga tersedia online testing yang mencakup materi speaking, reading, listening dan writing yang berguna untuk mengukur penguasaan bahasa Inggris. Beberapa alamat website yang bisa dikunjungi oleh user yang ingin memelajari grammar dan structure serta materi-materi pelajaran bahasa Inggris adalah:
·       http://www.elearnenglishlanguage.com/      
·       http://pendidikan.net/english/         
·       http://www.englishclub.com/          
·       http://www.ets.org/
c)    Memanfaatkan Search Engine dan Social Media
Di era open source dan borderless, kehebatan dan keluasan informasi yang tersedia di internet perlu dimanfaatkan sebaik mungkin. Inilah peran penting Search Engine untuk membantu pengguna internet mencari materi-materi yang dibutuhkan. Dengan mengetikan keyword-keyword bahan-bahan yang dicari, maka search engine seperti Google dan Yahoo akan membantu mencari website-website yang memuat materi tersebut (Daftar search engine bisa dilihat di Wikipedia).
Dengan bantuan mesin pencari tersebut, pengguna akan diperkaya dengan materi-materi yang membantu untuk penguasaan belajar bahasa Inggris. Banyak artikel, jurnal dan bacaan-bacaan yang bisa diakses untuk pengayaan belajar bahasa Inggris. Selain itu, ada banyak media-media dari seluruh dunia online yang bisa dimanfaatkan melatih penguasaan bahasa Inggris, selain untuk menambah wawasan dan informasi kejadian-kejadian penting di negara lain.
Di samping mesin pencari, peran social media dalam proses belajar bahasa Inggris juga memegang peranan penting karena dengan internet dan sosial media sangat terbuka peluang untuk bergaul dan berjejaring dengan masyarakat di belahan negara lain. Dengan berinteraksi dalam jejaring sosial, blogging, microblogging, chatting dan memanfaatkan teleconference bisa membantu seseorang untuk berlatih 4 ketrampilan dalam bahasa Inggris, sebab dengan memanfaatkan social media tersebut, pengguna akan berlatih writing, listening, speaking dan reading . Melalui proses praktek dan berinteraksi dengan penduduk di seluruh dunia inilah, akumulasi pengetahuan dan ketrampilan berbahasa bisa dicapai.
            Dari uraian-uraian di atas, kehadiran internet telah menciptakan revolusi dalam pembelajaran, terkhusus untuk pembelajaran bahasa Inggris, sebab telah banyak course online yang bisa dimanfaatkan untuk membantu penguasaan ketrampilan berbahasa. Selain itu, di internet juga bisa menjadi online resources yang banyak menyediakan informasi dan pengetahuan untuk mendukung pembelajaran berbahasa, tergantung bagaimana pengguna mencari materi-materi yang diinginkan dengan memanfaatkan website-website penyedia informasi tersebut termasuk memanfaatkan mesin pencari. Pengguna pun bisa memanfaatkan media-media sosial sebagai tempat berlatih dan praktek langsung ketrampilan berbahasa Inggris.
Setelah membahas keunggulan-keunggulan belajar dengan memanfaatkan internet, tidak lengkap jika tidak disertai dengan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam penerapan dan implementasinya, terutama di masyarakat Indonesia. Hal tersebut karena pembelajaran online adalah manipulasi dan revolusi atas pembelajaran di kelas, maka dibutuhkan usaha-usaha untuk mendesain dan membuat pola belajar yang menarik. Goi dan Poh Yen Ng (2009) mengungkapkan sejumlah faktor sukses dalam penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan internet dan e-learning yaitu program content, webpage accessibility, learners’ participation and involvement, website security and support, institution commitment, interactive learning environment, instructor competency, also presentation and design.
Dari 8 hal yang diungkapkan oleh Goi dan Poh Yen Ng (2009) di atas, setidaknya ada 3 bagian penting yang bisa dipelajari jika dikaitkan dengan penerapannya di Indonesia, yaitu ketersediaan infrastruktur, biaya dan faktor sumber daya manusia. Untuk menerapkan pendidikan berbasis ICT dibutuhkan infrastruktur serta investasi yang tidak sedikit. Pembangunan dan pemeliharaan sistem-sistem yang mendukung penerapan e-learning dan course online membutuhkan investasi yang besar dan juga dukungan dan komitmen dari lembaga termasuk pemerintah.
Terutama di Indonesia, sarana dan prasarana untuk mendukung penerapan pembelajar online masih ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Hal tersebut dikarenakan infrastruktur yang belum merata di semua wilayah Indonesia. Dari sisi jumlah pengguna internet di Indonesia, menurut data yang dikeluarkan oleh internetworldstats, jumlah pengguna internet di Indonesia hingga September 2009 diperkirakan mencapai 30,000,000 (tiga puluh juta) pengguna, atau bertumbuh sebesar 1.150 persen bila dibandingkan dengan pengguna internet pada tahun 2000. Berdasarkan data tersebut di atas, jika diestimasikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009 adalah sebesar 240,271,522 jiwa, maka pengguna internet di Indonesia tahun 2009 adalah sebesar 12,49 % dari total penduduk.
Gambar di bawah ini menyajikan perbandingan jumlah pengguna internet negara-negara yang ada di Asia. Indonesia berada di peringkat ke 5 untuk jumlah pengguna internet, setelah China, Jepang, India dan Korea Selatan. Melihat data dan gambar di bawah ini, hal ini tentu sebuah tantangan bagi pemerintah dan masyakat untuk membangun infrastruktur ICT yang merata di Indonesia sehingga mendukung penerapan pendidikan berbasis ICT pada umumnya.


Gambar 1
Asia Top 10 Internet Countries-2009 Q2
Sumber: Internetworldstats, http://internetworldstats.com/stats3.htm
Aspek lain yang juga perlu dilihat adalah sumber daya manusia. Internet dan ICT adalah teknologi yang senantiasa terus berkembang dan terus berinovasi. Aspek sumber daya manusia pun harus terus mengikuti perkembangan teknologi tersebut agar tidak ketinggalan. Berkaitan dengan pendidikan berbasis ICT, sebagaimana diungkapkan oleh Goi dan Poh Yen Ng (2009), bahwa perlu instruktur yang berkompeten sehingga mampu mendesain materi-materi dan sistem belajar yang interaktif dan menarik untuk peserta. Demikian pula pada sisi pengguna internet. Mereka dituntut untuk belajar mandiri dan menggali setiap sumber-sumber yang tersedia. Perubahan itulah yang seringkali menghambat proses belajar melalui e-learning dan pendidikan berbasis ICT karena masih terpaku pada budaya pendidikan konvensional di kelas. Oleh sebab itu, perlu ada perubahan pola pikir dan budaya dari pendidikan konvensional di kelas ke pendidikan berbasis ICT.
            Berdasarkan uraian di atas, era borderless telah datang dengan didukung oleh perkembangan ICT. Dengan kekayaan sumber informasi tersebut, internet perlu dimanfaatkan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran bahasa Inggris. Telah banyak sumber-sumber belajar yang tersedia, tinggal bagaimana pengguna memanfaatkan sumber-sumber tersebut secara optimal untuk mendukung penguasaan ketrampilan bahasa Inggris. Tantangan-tantangan yang dihadapi dalam penerapan pendidikan berbasis ICT di Indonesia adalah pada aspek pemerataan infrastruktur serta dibutuhkan investasi yang besar. Selain itu, pada aspek sumber daya manusia diperlukan perubahan budaya agar tidak hanya terpaku pada pendidikan konvensional di kelas saja namun perlu diarahkan ke pendidikan berbasis ICT.

Keterbatasan Dan Saran Penelitian Saran
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang dapat melemahkan hasilnya. Penelitian ini menggunakan review literatur/artikel yang kemungkinan masih sedikit literatur yang digunakan, sedangkan pada sisi yang lain, penelitian mengenai perkembangan pendidikan berbasis ICT dan pembelajaran bahasa Inggris senantiasa berkembang. Oleh sebab itu, untuk penelitian mendatang disarankan untuk memperbanyak jumlah bacaan-bacaan yang digunakan sehingga akan membantu memperkaya informasi dan analisis yang dilakukan. Selain itu, disarankan untuk melakukan penelitian lapangan untuk melihat praktek dan penerapan e-learning dan pembelajaran bahasa berbasis ICT dengan melibatkan pengajar dan peserta sehingga diperoleh infomasi langsung mengenai hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam penerapan pendidikan berbasis ICT terutama untuk pembelajaran bahasa Inggris.

Daftar Rujukan

Goi, Chai Lee dan Poh Yen Ng. 2009. E-learning in Malaysia: Success Factors in Implementing E-learning Program. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, Volume 20, Number 2, 237-246, diunduh dari http://www.isetl.org/ijtlhe/pdf/IJTLHE357.pdf
Husain, Raja Maznah Raja. 2004. E-learning in Higher Education Institutions in Malaysia. Department of Curriculum and Instructional Technology, Faculty of Education, University of Malaya, Kuala Lumpur, diunduh pada 29 Maret 2010 di alamat http://www.e-mentor.edu.pl/_xml/wydania/7/102.pdf
Muslim. 2007. ICT dalam Pendidikan, diunduh dari  http://tutomu.files.wordpress.com/2007/02/ict-dalam-pendidikan.pdf       pada 1 April 2010.
Ohmae, Kenichi. 2005. The Next Global Stage: Challenges and Opportunities in Our Borderless World. Wharton School Publishing
Divisi Pendidikan Sekolah-LP3TNF. Pengertian Internet dan Intranet. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2010 dari alamat http://dps.nurulfikri.com/download/9smp-Bab-1.pdf          
Wikipedia. Internet, diakses dari alamat http://id.wikipedia.org/wiki/Internet pada 29 Maret 2010   
Wikipedia. The World Is Flat diakses dari alamat http://en.wikipedia.org/wiki/The_World_Is_Flat pada tanggal 1 April 2010.
Wikipedia. List of Search Engine, diakses pada tanggal 29 Maret 2010 dari alamat http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_search_engines           


Daftar Rujukan  Website
·     http://www.kamus.net/         
·     http://dictionary.reference.com/         
·     http://www.sederet.com/      
·     http://dictionary.cambridge.org/         
·     http://www.yourdictionary.com/         
·     http://www.elearnenglishlanguage.com/        
·     http://www.ets.org/  

0 comments:

Posting Komentar