Blogger news

Minggu, 14 April 2013

MENULIS ARTIKEL



Menulis merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dan kreatif. Karena itu sebelum menulis, seorang penulis harus benar-benar memahami gagasan yang ingin diungkapkan. Dengan demikian penulis akan dapat mengungkapkapkannya dengan jelas dan lancer.Untuk itu penulis dapat memanfaatkan sumber gagasan, baik dari kehidupan nyata atau dari beberapa buku sebagai sumber rujukan.
Tidak hanya itu sebelum menulis harus benar-benar memahami format atau jenis tulisan yang akan dijadikan tempat dituangkannya gagasan yang telah dipilih.Sebagai contoh penulis akan menul;is artikel, maka ia harus benar-benar memahami format, dan gaya bahasa dalam menulis atikel. Karena itu seorang penulis yang ingin menjadi penulis artikel yang baik, ia harus banyak membaca artikel-artikel hasil para penulis yang sudah mapan.
Ada banyak ragam pengertian artikel. Menurut Sharon Scull (1987) artikel didefinisikan sebagai bentuk karangan yang berisi  analisissuatu fenomena alam atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa,apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau sosialtersebut terjadi. Suatu artikel kadang-kadang menawarkan suatualternatif bagi pemecahan suatu masalah.
          Pada saat ini, menulis artikel di media cetak (dan elektronik) sudahmenjadi kegiatan yang terhormat dikalangan intelektual. Identitas danotoritas seorang intelektual akan terangkat jika ia dikenal sebagaiseorang penulis artikel. Dengan menulis artikel dimedia cetak,
seseorang akan dikukuhkan sebagai warga intelektual.
         Namun demikian, bukan berati "kaum non intelektual" tidak memilikikesempatan yang sama untuk menulis artikel di media massa. Belakanganini, sudah banyak para praktisi, profesional di bidang tertentu danpenulis lepas (freelance) yang melakukan hal sama. Ini tentu fenomenayang menggembirakan, meskipun secara kuantitas juKmlah mereka tidak
begitu banyak.

KENALI MEDIA
                 Isi sebuah media, sekurang-kurangnya terdiri atas dua hal pokok.Pertama Fakta dan kedua Opini. Fakta disajikan dalam bentuk berita(meskipun ada banyak media massa yang beritanya ditulis dengan unsursubjecktivitas tinggi), sedangkan opini diwujudkan dalam bentukkarikatur, tajuk, surat pembaca, kolom, surat pembaca dan artikel.Biasanya, surat pembaca dan artikel memang ditulis oleh penulis luardalam hal ini adalah pembaca dan masyarakat luas. Rubrik ini ditujukansebagai sarana membangun komunikasi dua arah antara redaksi denganpembacanya. Di beberapa media tertentu, pengaruh surat pembaca sangat
siginifikan. Misalnya di media nasional seperti KOMPAS dan Tempo.
               Seseorang yang ingin menulis artikel di media massa harus paham bahwamedia yang ia tuju adalah media yang dibaca oleh banyak orang. Artinyasecara teoritis pembacanya adalah orang-orang yang beragam baik darisisi usia, pekerjaan, sosial ekonomi, jenis kelamin dan tingkatpendidikan. Impilikasinya, ia harus bisa membuat artikel yang bisamudah dimengerti oleh semua kalangan pembaca, termasuk didalamnya efeksosial politis yang mungkin timbul dari tulisannya tersebut.
             Meskipun pada umumnya ditujukan untuk kalangan umum, setiap mediamemiliki kekhususan tertentu. Dalam bahasa bisnis disebut sebagaisegmen pasar. Ada penerbitan yang isi artikel ditujukan hanya untukkonsumen bisnis seperti majalah ekonomi dan swasembada. Khususdibidang komputer seperti CHIP, Elektro indonesia, Komputek. Majalah
keluarga seperti Femina dan Bunda. Majalah keisalaman seperti Sabili,Tarbawi, Elfata, Hidayatullah dsb. Media massa umum seperti Jawa Pos,KOMPAS, Suara pembaruan, Republika, Suara Karya, Surabaya Post dansejenisnya tetap memiliki segmen yang berbeda. Semua tergantungkebijakan redaksi masing-masing.
               Oleh karena itu, mengenali karakteristik media yang dituju menjadisesuatu hal yang sangat mutlak bagi penulis artikel. Seorang penulisartikel harus memahami "selera" dan "Misi" setiap penerbitanmasing-masing. Menulis artikel di Jawa Pos memerlukan pendekatan yang
berbeda ketika kita menulis artikel di media lokal. Karena ke-2nyamemiliki ciri khas masing-masing.

AKTUAL
               Apa sebenarnya yang ingin dijual oleh media massa ? INFORMASI. Tepat sekali. Karena itu salah satu kehebatan sebuah media biasanya diukurlewat pertanyaan "seberapa aktual informasi yang disajikan?". Nah,penulis artikelpun harus mengikuti jalur ini.
             Untuk bisa mengetahui aktualitas berita, penulis artikel dituntutuntuk gemar membaca dan membaca. Karena itu, sebelum memutuskan untukmenjadi penulis syarat mutlak yang juga perlu dijawab adalah "seberapabesar minat kita untuk membaca?" Lupakan saja menjadi penulis artikelyang baik jika memang tidak suka membaca.
             Aktualitas artikel bisa diperoleh dengan mengamati fenomena-fenomenayang saat ini sedang terjadi. Misalnya, ketika terjadi bom bali IIsilam insting menulis saya langsung bilang "Berarti sistem pertahanankita lemah". Berangkat dari situ dan didukung sejumlah referensi sayaakhirnya bisa menulis artikel dengan judul "Teknologi PencegahanTerorisme" yang kemudian dimuat di media Suara Karya. Atau ketikaramai-ramainya protes warga korban SUTET PLN di jakarta kemarin sayajuga sempat membuat tulisan "Berbahayakah Radiasi SUTET" yang keesokanharinya langsung dimuat di Radar Surabaya. Sebenarnya secarasubtansial isi artikel yang saya tulis diatas tidak terlalu mendalam(bahkan untuk ukuran intelektual sangat dangkal), tetapi karena mediamengingikan sesuatu yang aktual, fresh dan baru maka yang demikian punbisa dimuat. Logikanya mungkin begini "Jelek-jelek dikit gak apalahyang penting aktual, ketimbang artikelnya bagus tapi basi !!!".
               Nah,jika kita mau jeli, ada banyak kejadian dimasyarakat yang bisakita analisa. Misalnya lagi tentang  berita masuknya majalah Playboy,Impor beras, CPNS atau tentang bencana alam yang hingga hari ini masihterus terjadi. Sekali lagi, kuncinya hanya satu :Banyak-banyaklahmembaca.

DARI MEDIA KECIL
              Jika kita seorang penulis pemula, jangan memaksakan diri untuk menulisartikel di media cetak besar. Lebih baik jika memulai mengirim artikelpada media lokal sembari mulai mengenalkan diri kepada redaksi. Syukurjika bisa secara rutin bisa menulis dimedia yang bersangkutan. Padaumumnya, redaksi media cetak lokal justru memiliki banyak waktu untuk
menyeleksi dan memberi komentar terhadap artikel yang masuk.
              Ada baiknya juga jika kita menjadi penulis dengan spesialiasi khusus.Bukan berarti menulis sembarang tema tidak boleh, tetapi biasanyaredaksi akan memberikan peluang lebih bagi artikel yang ditulis sesuaidengan kompetensinya. Saya misalnya, sejak mulai merintis menulisselalu mengkhususkan diri dibidang Iptek dan pendidikan. Pernah sekaliduakalimenulis dibidang sosial, tetapi tidak pernah dimuat.
              Penulis-penulis yang sudah punya namapun biasanya hanya akan menulisartikel sesuai dengan kompetensinya. Sebut saja, Yohannes Surya danTerry Mat yang konsisten menulis tentang dunia ke-fisika-an. R PancaDahana dengan tulisan seputar kebudayaan. Indra J Pillang biasanyamenulis tentang pemilu. Taufik yang biasa menulis artikel tentangastronomi di KOMPAS. Anita Lie, Ki Supriyoko lewat tulisannya seputarpendidikan. Hermawan Kartajaya dengan kolom-kolom marketingnya. Jugaada Hernowo yang biasa menulis artikel tentang baca-tulis atau TommySu yang biasa membahas masalah akulturasi kebudayaan. Di Surabaya, adaPak Alisyabana yang identik dengan tulisan-tulisan tentangproblematika tata kota.
                 Akhirnya, yang tidak boleh kita tinggalkan adalah soal etos kerja.Menulis artikel memerlukan sebuah ketekunan dan kadang-kadangmembutuhkan riset kecil-kecilan untuk mendukung validitas data yangkita tulis. Displin untuk tetap menulis, meskipun artikel yang kita
kirim belum juga dimuat.(*)





0 comments:

Posting Komentar