Tanpa
kita sadari apa pun yang telah kita lakukan sehari-hari, baik urusan dinas
ataupun urusan keluarga pasti hasil keputusan kita. Tugas seorang manajer atau
leader sehari-hari adalah mengambil keputusan. Seringkali banyak keputusan yang
harus diambil setiap hari, tetapi kadang-kadang satu hari hanya ada satu
keputusan saja yang kita buat. Hal ini tergantung keperluannya. Membuat keputusan
dan pemecahan masalah merupakan salah satu peranan yang harus dimainkan setiap
leader dan manajer. Semua fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan
pengawasan dan pengendalian memerlukan pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
Perubahan
situasi dan kondisi yang sangat cepat menjadi faktor yang harus dipertimbangkan
dalam manajemen yang mendorong manajer untuk mampu membuat sejumlah keputusan
dalam memilih Wakil yang tepat dan cepat.
Untuk mampu mengimbangi cepatnya perubahan, seorang manajer harus sanggup menghadapi minimal tiga tantangan yaitu:
(1) keadaan yang sangat kompleks,
(2) keadaan yang tidak menentu, dan
(3) tuntutan untuk dapat bertindak luwes. Kualitas suatu keputusan merupakan cermin dari daya pikir manajer.
Oleh karena itu, berpikir dalam hubungannya dengan mengambil keputusan dan memecahkan masalah harus diusahakan agar tidak tersesat ke jalan yang tidak efektif dan efisien, agar tidak sampai mencari solusi justru penyebab polusi.
Untuk mampu mengimbangi cepatnya perubahan, seorang manajer harus sanggup menghadapi minimal tiga tantangan yaitu:
(1) keadaan yang sangat kompleks,
(2) keadaan yang tidak menentu, dan
(3) tuntutan untuk dapat bertindak luwes. Kualitas suatu keputusan merupakan cermin dari daya pikir manajer.
Oleh karena itu, berpikir dalam hubungannya dengan mengambil keputusan dan memecahkan masalah harus diusahakan agar tidak tersesat ke jalan yang tidak efektif dan efisien, agar tidak sampai mencari solusi justru penyebab polusi.
Pengambilan keputusan
ialah proses memilih sejumlah alternatif. Pengambilan keputusan penting bagi
administrator pendidikan karena proses pengambilan keputusan mempunyai peran
penting dalam memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan
organisasi. Setiap level administrasi sekolah mengambil keputusan secara
hirarkis. Keputusan yang diambil administrator berpengaruh terhadap pelanggan
pendidikan terutama peserta didik. Oleh karena itu, setiap administrator
pendidikan harus memiliki keterampilan mengambil keputusan secara cepat dan
tepat.
Model Pengambilan Keputusan
1)
Model Mintzberg, Drucker, dan Simon Mintzberg, et.al. (1976) memberikan
tiga tahap dalam proses pengambilan keputusan yaitu:
(1) tahap identifikasi,
(2) tahap pengembangan, dan
(3) tahap pemilihan.
Drucker (1993) seorang ahli pemimpin
organisasi memberikan enam langkah dalam proses pengambilan keputusan yaitu:
(1) mendefinisikan masalah,
(2) menganalisis masalah,
(3) mengembangkan alternatif pemecahan
masalah,
(4) memutuskan satu pemecahan masalah
terbaik,
(5) merencanakan tindakan yang efektif, dan
(6) memantau dan menilai hasilnya.
Simon (1997) pemenang Nobel teori
pengambilan keputusan menggambarkan proses pengambilan keputusan atas tiga
tahap yaitu:
(1) kegiatan intelijen,
(2) kegiatan disain, dan
(3) kegiatan pemilihan.
Berdasarkan
ketiga pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses
pengambilan keputusan meliputi tiga kegiatan yaitu:
(1) identifikasi dan pemilihan masalah,
(2) pengembangan alternatif pemecahan
masalah, dan
(3) memilih alternatif pemecahan masalah
terbaik.
Setiap
model memiliki basis umum pengambilan keputusan. Model pengambilan keputusan
dapat dibedakan atas model pengambilan keputusan rasional, model pengambilan
keputusan klasik, model pengambilan keputusan perilaku, model Vroom &
Yetton (decision tree), model pengambilan keputusan Chung & Megginson,
dan model pengambilan keputusan pohon masalah.
Model Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan
dapat dibedakan atas dua tipe yaitu terprogram (struKepala Sekolahred) dan
tidak terprogram (unstructured). Keputusan terprogram ialah keputusan yang
selalu diulang kembali. Contohnya: keputusan kenaikan kelas pesera didik,
keputusan pengangkatan, keputusan penetapan gaji pegawai baru, keputusan
pensiun, dan sebagainya. Keputusan tidak terprogram ialah keputusan yang
diambil untuk menghadapi situasi rumit dan atau baru. Gambar berikut ini menggambarkan keterkaitan proses pengambilan
terprogram dengan pengambilan keputusan tidak terprogram dalam model
pengambilan keputusan rasional.
Model Pengambilan Keputusan Klasik
Model
pengambilan keputusan klasik berasumsi bahwa keputusan merupakan proses
rasional di mana keputusan diambil dari salah satu alternatif terbaik. Model
klasik didasarkan konsep rasionalitas lengkap (complete rationality). Sesuai
dengan model klasik, proses pengambilan keputusan dibagi atas enam langkah
logis seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini.
Model Pengambilan Keputusan Perilaku
Model
ini didasarkan sejauh mana keputusan itu dapat memberikan kepuasan. Model ini juga mempertimbangkan pengambilan
keputusan atas dasar rasionalitas kontekstual dan rasionalitas retspektif.
Rasionalitas kontekstual artinya keputusan tidak hanya didasarkan oleh
ketentuan tersurat (tekstual) tetapi juga yang tersirat (kontekstual).
5) Model Vroom & Yetton (Decision Tree)
6) Model Pengambian Keputusan Carnegie
Model
ini lebih mengakui akan kepuasan, keterbatasan rasionalitas, dan koalisi organisasi.
Perbedaan antara pengambilan keputusan rasional dengan Carnegie ditunjukkan
oleh tabel berikut ini.
NO.
|
Model Rasional
|
Model Carnegie
|
1
|
Banyak informasi yang tersedia
|
Sedikit informasi yang tersedia
|
2
|
Murah
|
Mahal,
karena masih mencari informasi
|
3
|
Bebas nilai
|
Terikat nilai
|
4
|
Alternatif banyak
|
Alternatif sedikit
|
5
|
Keputusan diambil dengan suara bulat
|
Keputusan dengan kompromi, persetujuan,
dan akomodasi antara koalisi organisasi
|
6
|
Keputusan dipilih yang terbaik bagi
organisasi
|
Keputusan dipilih yang memuaskan
organisasi (Jones,1995)
|
Tabel 1. Perbedaan Model Rasional dengan
Model Carnegie
7) Model Pengambilan
Keputusan Gaya Kepemimpinan Chung & Megginson
8) Model Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Manfaat Dasar pemikirannya adalah:
(1) mutu keputusan,
(2) kreativitas keputusan,
(3) penerimaan keputusan,
(4) pemahaman keputusan,
(5) pertimbangan keputusan,
(6) ketepatan keputusan.
9) Model Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Masalah
Ada tiga tendensi khusus yang
dapat merusak proses keputusan kelompok yaitu: (1) pikiran kelompok, (2)
perubahan beresiko, dan eskalasi komitmen.
10) Model Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Lapangan
Model ini paling banyak
digunakan sekolah karena ingin melibatkan partisipasi warga sekolah dalam
mengambil keputusan. Lima teknik penting dalam pengambilan keputusan
berdasarkan lapangan adalah:
(1) curah pendapat (brainstorming),
(2) teknik grup nominal, (3) teknik Delphi,
(3) pembela yang menantang apa yang dianggap baik (devil’s advocate).
11) Model Pengambilan Keputusan Pohon Masalah
Gambar 5. Pohon Masalah (Pernyataan
Negatif)
Keterangan:
Masalah yang dihadapi adalah buruknya
manajemen pendidikan
Akibatnya adalah rendahnya mutu pendidikan
Penyebabnya adalah perencanaan tidak
mantap, pelaksanaan tidak tepat, pengawasan tidak ketat.
Dipilih
lagi satu penyebab yang prioritas misalnya pelaksanaan tidak tepat.
Penyebab pelaksanaan tidak tepat adalah
rendahnya motivasi kerja guru, lemahnya kepemimpinan pendidikan, lambatnya
memecahkan masalah, kurang baiknya komunikasi, dan kurang baiknya koordinasi. Penyebab
pelaksanaan tidak tepat tidak boleh sama maknanya misalnya lemahnya kordinasi,
yang lain lagi kurang baiknya koordinasi atau koordinasi belum efektif.
Masalah
dipilih berdasarkan kewenangan dan kepentingan organisasi yang bersangkutan.
Jangan mengambil masalah di luar kewenangan kita. Karena bukan tugas pokok kita
Tabel 2. Kriteria RPL dan Bobot Penilaian
Kriteria
BOBOT
|
Re
|
P
|
L
|
1
|
Realistis (Re)
|
Parkatis (P)
|
Legalistis (L)
|
2
|
Sangat tidak Re
|
Sangat tidak P
|
Sangat tidak L
|
3
|
Tidak Re
|
Tidak P
|
Tidak L
|
4
|
Ragu-ragu
|
Ragu-ragu
|
Ragu-ragu
|
5
|
Sangat Re
|
Sangat P
|
Sangat L
|
Tabel
.3. Pemilihan Alternatif Terbaik
Alternatif
Pemecahan masalah
|
Realistis
|
Sumberdaya
|
Baiknya bagi organisasi
|
Kewenangan
|
(legalistis) RxPxL
|
Mengadakan pelatihan kepemimpinan
|
Memperbaiki sistem pengangkatan tenaga
kependidikan
|
Mengirim studi lanjut manajemen
pendidikan
|
*) pemecahan masalah terbaik yang
diputuskan untuk dipilih
d. Tipe Keputusan Manajerial
Chung
& Megginson (1981) memberikan tipologi keputusan manajerial yang didasarkan
atas dua dimensi yang berhubungan dengan
masalah yaitu: (1) komleksitas masalah, dan (2) dampak ketidakpastian. Gambar
berikut ini menunjukkan empat tipe keputusan manajerial.
Kompleksitas masalah
No.
|
Tinggi
|
Rendah
|
1
|
Keputusan
judgmental
|
Keputusan
Tidak pasti
|
2
|
(Contoh:
marketing,
|
Contoh:
penelitian
|
3
|
Investasi, dan masalah
|
pengembangan, dan perencanaan
jangka panjang
|
4
|
Personil
|
organisasi
|
5
|
Keputusan analisis
|
|
6
|
Contoh: masalah rutin,
|
Contoh: produksi
|
7
|
Dan kegiatan terjadwal kompleks, dan Pasti
|
Masalah
keteknikan
|
Gambar 8. Tipe Keputusan Manajerial (Chung
& Megginson,1981)
e. Metode Keputusan
1) Keputusan yang Kurang Tanggapan
2) Keputusan dengan Otoritas
3) Keputusan Minoritas
4) Keputusan Mayoritas
5) Keputusan konsensus
6) Keputusan Bulat
2.
Ringkasan
Tugas seorang manajer atau leader
sehari-hari adalah mengambil keputusan. Pengambilan keputusan ialah proses
memilih sejumlah alternatif. Model
pengambilan keputusan: (1) Mintzberg,
et.al., (2) Drucker, (3) Simon, (4) rasional, (5) klasik, (6) perilaku, (7) Vroom
& Yetton (decision tree), (8)
Carnegie, (9) Chung & Megginson, (10) berdasarkan manfaat, (11) berdasarkan
masalah, (12) berdasarkan lapangan, dan (13) pohon masalah. c.
Metode pengambilan keputusan terdiri atas: (1) kurang tanggapan, (2) otoritas, (3) minoritas, (4)
mayoritas, (5) konsensus, dan (6) bulat.
Daftar Pustaka
Anonim. 1986. Peningkatan Mutu Terpadu.
Jakarta: Pusat Produktivitas Nasional
Departemen Tenaga Kerja.
Chung, K.H. & Megginson, L.C. 1981. Organizational Behavior Developing Managerial Skills. New York: Harper
& Row, Publishers.
Drucker, P.F. (1993). Management: Tasks,
Responsibilities, Practice. New York: Harper Collins.
Jones,
G.R. 1995. Organization Theory Text and Cases. Massachusetts: Addison-Wesley
Publishing Company.
Lunenburg, F.C. & Ornstein, A.C. 2000. Educational
Administration
Concepts and Practices, 3rd Edition. Belmont, C.A.: Wadsworth
Thomson Learning.
Simon,
H.A. 1997. Administrative Behavior: A Study of Decision-Making Processes in
Administrative Organizations. 4th Edition. New York: Free
Press.
Mintzberg,
H., Raisinghani, D. & Theoret, A. (1976). The Structure of Unstructureed Decision Process.
Administrative Science Quarterly, 21,
pp. 246-275.
0 comments:
Posting Komentar