Blogger news

Senin, 20 Mei 2013

PENGAMBILAN KEPUTUSAN


            Tanpa kita sadari apa pun yang telah kita lakukan sehari-hari, baik urusan dinas ataupun urusan keluarga pasti hasil keputusan kita. Tugas seorang manajer atau leader sehari-hari adalah mengambil keputusan. Seringkali banyak keputusan yang harus diambil setiap hari, tetapi kadang-kadang satu hari hanya ada satu keputusan saja yang kita buat. Hal ini tergantung keperluannya. Membuat keputusan dan pemecahan masalah merupakan salah satu peranan yang harus dimainkan setiap leader dan manajer. Semua fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, motivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan pengawasan dan pengendalian memerlukan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
            Perubahan situasi dan kondisi yang sangat cepat menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dalam manajemen yang mendorong manajer untuk mampu membuat sejumlah keputusan dalam memilih Wakil yang tepat dan cepat. 

Untuk mampu mengimbangi cepatnya perubahan, seorang manajer harus sanggup menghadapi minimal tiga tantangan yaitu: 
(1) keadaan yang sangat kompleks, 
(2) keadaan yang tidak menentu, dan 
(3) tuntutan untuk dapat bertindak luwes.  Kualitas suatu keputusan merupakan cermin dari daya pikir manajer.

 Oleh karena itu, berpikir dalam hubungannya dengan mengambil keputusan dan memecahkan masalah harus diusahakan agar tidak tersesat ke jalan yang tidak efektif dan efisien, agar tidak sampai mencari solusi justru penyebab polusi.
            Pengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif. Pengambilan keputusan penting bagi administrator pendidikan karena proses pengambilan keputusan mempunyai peran penting dalam memotivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan organisasi. Setiap level administrasi sekolah mengambil keputusan secara hirarkis. Keputusan yang diambil administrator berpengaruh terhadap pelanggan pendidikan terutama peserta didik. Oleh karena itu, setiap administrator pendidikan harus memiliki keterampilan mengambil keputusan secara cepat dan tepat.

Model Pengambilan Keputusan
1)  Model Mintzberg, Drucker, dan Simon Mintzberg, et.al. (1976) memberikan tiga tahap dalam proses pengambilan keputusan yaitu:
(1) tahap identifikasi,
(2) tahap pengembangan, dan
(3) tahap pemilihan.
Drucker (1993) seorang ahli pemimpin organisasi memberikan enam langkah dalam proses pengambilan keputusan yaitu:
(1) mendefinisikan masalah,
(2) menganalisis masalah,
(3) mengembangkan alternatif pemecahan masalah,
(4) memutuskan satu pemecahan masalah terbaik,
(5) merencanakan tindakan yang efektif, dan
(6) memantau dan menilai hasilnya.      
Simon (1997) pemenang Nobel teori pengambilan keputusan menggambarkan proses pengambilan keputusan atas tiga tahap yaitu:
(1) kegiatan intelijen,
(2) kegiatan disain, dan
(3) kegiatan pemilihan.
            Berdasarkan ketiga pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan meliputi tiga kegiatan yaitu:
(1) identifikasi dan pemilihan masalah,
(2) pengembangan alternatif pemecahan masalah, dan
(3) memilih alternatif pemecahan masalah terbaik.
            Setiap model memiliki basis umum pengambilan keputusan. Model pengambilan keputusan dapat dibedakan atas model pengambilan keputusan rasional, model pengambilan keputusan klasik, model pengambilan keputusan perilaku, model Vroom & Yetton (decision tree),  model  pengambilan keputusan Chung & Megginson, dan model pengambilan keputusan pohon masalah.

Model Pengambilan Keputusan Rasional
            Keputusan dapat dibedakan atas dua tipe yaitu terprogram (struKepala Sekolahred) dan tidak terprogram (unstructured). Keputusan terprogram ialah keputusan yang selalu diulang kembali. Contohnya: keputusan kenaikan kelas pesera didik, keputusan pengangkatan, keputusan penetapan gaji pegawai baru, keputusan pensiun, dan sebagainya. Keputusan tidak terprogram ialah keputusan yang diambil untuk menghadapi situasi rumit dan atau baru. Gambar berikut ini  menggambarkan keterkaitan proses pengambilan terprogram dengan pengambilan keputusan tidak terprogram dalam model pengambilan keputusan rasional.

Model Pengambilan Keputusan Klasik
            Model pengambilan keputusan klasik berasumsi bahwa keputusan merupakan proses rasional di mana keputusan diambil dari salah satu alternatif terbaik. Model klasik didasarkan konsep rasionalitas lengkap (complete rationality). Sesuai dengan model klasik, proses pengambilan keputusan dibagi atas enam langkah logis seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini.

Model Pengambilan Keputusan Perilaku
            Model ini didasarkan sejauh mana keputusan itu dapat memberikan kepuasan.  Model ini juga mempertimbangkan pengambilan keputusan atas dasar rasionalitas kontekstual dan rasionalitas retspektif. Rasionalitas kontekstual artinya keputusan tidak hanya didasarkan oleh ketentuan tersurat (tekstual) tetapi juga yang tersirat (kontekstual).
5) Model Vroom & Yetton (Decision Tree)
6) Model Pengambian Keputusan Carnegie
            Model ini lebih mengakui akan kepuasan, keterbatasan rasionalitas, dan koalisi organisasi. Perbedaan antara pengambilan keputusan rasional dengan Carnegie ditunjukkan oleh tabel berikut ini.
NO.
Model Rasional
Model Carnegie
1
Banyak informasi yang tersedia
Sedikit informasi yang tersedia
2
Murah
Mahal, karena masih mencari informasi
3
Bebas nilai
Terikat nilai
4
Alternatif banyak
Alternatif sedikit
5
Keputusan diambil dengan suara bulat  
Keputusan dengan kompromi, persetujuan, dan akomodasi antara koalisi organisasi
6
Keputusan dipilih yang terbaik bagi organisasi        
Keputusan dipilih yang memuaskan organisasi (Jones,1995)
Tabel 1. Perbedaan Model Rasional dengan Model Carnegie
     
7) Model Pengambilan Keputusan Gaya Kepemimpinan Chung &  Megginson

8) Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Manfaat Dasar pemikirannya adalah:
    (1) mutu keputusan,
     (2) kreativitas keputusan,
      (3) penerimaan keputusan,
      (4) pemahaman keputusan,
      (5) pertimbangan keputusan,
      (6) ketepatan keputusan. 



9)   Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Masalah
      Ada tiga tendensi khusus yang dapat merusak proses keputusan kelompok yaitu: (1) pikiran kelompok, (2) perubahan beresiko, dan eskalasi komitmen.

10)      Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Lapangan
      Model ini paling banyak digunakan sekolah karena ingin melibatkan partisipasi warga sekolah dalam mengambil keputusan. Lima teknik penting dalam pengambilan keputusan berdasarkan lapangan adalah:
(1) curah pendapat (brainstorming),  
(2) teknik grup nominal, (3) teknik Delphi,
(3) pembela yang menantang apa yang dianggap baik (devil’s advocate).

11)    Model  Pengambilan Keputusan Pohon Masalah
                                                                  

Gambar 5. Pohon Masalah (Pernyataan Negatif)
Keterangan:
Masalah yang dihadapi adalah buruknya manajemen pendidikan
Akibatnya adalah rendahnya mutu pendidikan
Penyebabnya adalah perencanaan tidak mantap, pelaksanaan tidak tepat, pengawasan tidak ketat.
            Dipilih lagi satu penyebab yang prioritas misalnya pelaksanaan tidak tepat.
Penyebab pelaksanaan tidak tepat adalah rendahnya motivasi kerja guru, lemahnya kepemimpinan pendidikan, lambatnya memecahkan masalah, kurang baiknya komunikasi, dan  kurang baiknya koordinasi. Penyebab pelaksanaan tidak tepat tidak boleh sama maknanya misalnya lemahnya kordinasi, yang lain lagi kurang baiknya koordinasi atau koordinasi belum efektif.
            Masalah dipilih berdasarkan kewenangan dan kepentingan organisasi yang bersangkutan. Jangan mengambil masalah di luar kewenangan kita. Karena bukan tugas pokok kita
Tabel 2. Kriteria RPL dan Bobot Penilaian
Kriteria
BOBOT
Re
P
            L
1
Realistis (Re)
Parkatis (P)
Legalistis (L)
2
Sangat tidak Re
Sangat tidak P
Sangat tidak L
3
Tidak Re
Tidak P
Tidak L
4
Ragu-ragu
Ragu-ragu
Ragu-ragu
5
Sangat Re
Sangat P
Sangat L
Tabel .3. Pemilihan Alternatif Terbaik

Alternatif
Pemecahan masalah              
            Realistis
Sumberdaya
Baiknya bagi organisasi
            Kewenangan
(legalistis)      RxPxL
Mengadakan pelatihan kepemimpinan
Memperbaiki sistem pengangkatan tenaga kependidikan
Mengirim studi lanjut manajemen pendidikan
*) pemecahan masalah terbaik yang diputuskan untuk dipilih

d. Tipe Keputusan Manajerial
            Chung & Megginson (1981) memberikan tipologi keputusan manajerial yang didasarkan atas dua dimensi  yang berhubungan dengan masalah yaitu: (1) komleksitas masalah, dan (2) dampak ketidakpastian. Gambar berikut ini menunjukkan empat tipe keputusan manajerial.


Kompleksitas masalah
No.
Tinggi
Rendah

1
Keputusan judgmental  
Keputusan Tidak pasti       
2
(Contoh: marketing,        
Contoh: penelitian                                                                                                                                                    
3
Investasi, dan masalah                                                                          
 pengembangan,    dan perencanaan
jangka panjang 
4
Personil 
organisasi 
5
Keputusan terprogram      
Keputusan analisis
6
Contoh: masalah rutin,     
Contoh: produksi
7
Dan kegiatan terjadwal    kompleks, dan  Pasti           
Masalah  keteknikan
Gambar 8. Tipe Keputusan Manajerial (Chung & Megginson,1981)

e. Metode Keputusan
1) Keputusan yang Kurang Tanggapan
2) Keputusan dengan Otoritas
3) Keputusan Minoritas
4) Keputusan Mayoritas  
5) Keputusan konsensus 
6) Keputusan Bulat

2.  Ringkasan
Tugas seorang manajer atau leader sehari-hari adalah mengambil keputusan. Pengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif.  Model pengambilan keputusan: (1)  Mintzberg, et.al., (2) Drucker,   (3)  Simon, (4) rasional,  (5) klasik, (6) perilaku, (7) Vroom &  Yetton (decision tree), (8) Carnegie, (9) Chung & Megginson, (10) berdasarkan manfaat, (11) berdasarkan masalah, (12) berdasarkan lapangan, dan (13) pohon masalah.  c.  Metode pengambilan keputusan terdiri atas: (1) kurang tanggapan,       (2) otoritas, (3) minoritas, (4) mayoritas, (5) konsensus, dan (6) bulat.

 Daftar Pustaka
Anonim. 1986. Peningkatan Mutu Terpadu. Jakarta: Pusat  Produktivitas Nasional Departemen Tenaga Kerja.
Chung, K.H. & Megginson, L.C. 1981. Organizational Behavior  Developing Managerial Skills. New York: Harper & Row,  Publishers.
 Drucker, P.F. (1993). Management: Tasks, Responsibilities,  Practice.  New York: Harper Collins.
Jones, G.R. 1995. Organization Theory Text and Cases. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company.
Lunenburg, F.C. & Ornstein, A.C. 2000. Educational  
Administration Concepts and Practices, 3rd Edition. Belmont, C.A.: Wadsworth Thomson Learning.
Simon, H.A. 1997. Administrative Behavior: A Study of Decision-Making Processes in Administrative Organizations. 4th Edition. New York: Free Press.  
Mintzberg, H., Raisinghani, D. & Theoret, A. (1976). The Structure of  Unstructureed Decision Process. Administrative Science Quarterly, 21,  pp. 246-275.

0 comments:

Posting Komentar